Iklan

Sabtu, 17 November 2007

SAMBUNG NYAWA UNTUK HIPERTENSI , DAN CHOLESTEROL

Penyakit Yang Dapat Diobati :


AS MY EXPERINCE, I USED THIS HERBAL FOR HELP MY PATIENTS WHO HAS HIGH HYPERTENTION SO I GAVE THEM THE MEDICINE AND THIS HERBAL TO REDUCE THEIR HIPERTENTION, SOMETIME I USE ADROPHAGIS PANICULATA FOR THE HIPERTENTION TOO, GIVE HERBAL AND MEDICINE CAN HELP PEOPLE SO NO NEED MANY MEDICINE, JUST ONE ITEM AND TAKE FRESH HERBAL LEAVES

Minyak atsiri daun Sambung nyawa yang diencerkan dengan etilasetat (1:6) dapat berefek positif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Namun E. coli tidak dihambat oleh minyak atsiri pada pengenceran yang sama secara in vitro. Pemberian ekstrak daun yang larut dalam etanol daun G. procumbens dengan dosis setara dengan 100 g dan 200 g tanaman per mencit, 2 kali seminggu selama 8 minggu, secara nyata menurunkan jumlah nodul tumor per paru, maupun prosentase mencit yang terkena tumor karena benzo(a) piren. Fraksi residu ekstrak daun G. Procumbens yang dilarutkan dalam etanol mempunyai aktivitas biologis terhadap sel vero dengan kadar hambat minimal 4026 µg/ml, terhadap sel mieloma dengan LC50 187 µg/ml. Sari daun yang larut dalam air dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus normal Sambung nyawa mengandung asparaginase dengan aktivitas spesifik 0,0175 ? 0,0080. Waktu inkubasi untuk menentukan aktivitas asparaginase Sambung nyawa adalah 40 menit. Lamanya waktu inkubasi berpengaruh terhadap aktivitas asparaginase Sambung nyawa. Selain waktu inkubasi, pH mempengaruhi aktivitas asparaginase Sambung nyawa dan aktivitas tertinggi pada pH 8,6 yaitu 1,64? 0,232 g NH3 / menit / mg protein. Toksisitas Ekstrak daun G. Procumbens yang larut dalam etanol memiliki LC50 <>

Pemanfaatan :

Komposisi :
Daun mengandung 4?senyawa flavonoid, tanin, saponin, steroid (triterpenoid) . Metabolit yang terdapat dalam ekstrak yang larut dalam etanol 95% antara lain asam klorogenat, asam kafeat, asam vanilat, asam p?kumarat, asam p?hidroksi benzoat. Hasil analisis kualitatif dengan metode kromatografi lapisan tipis dapat dideteksi keberadaan sterol, triterpen, senyawa fenolik (antara lain flavonoid), polifenol, dan minyak atsiri. Komponen minyak atsiri paling sedikit terdiri dari 6 senyawa monoterpen, 4 senyawa seskuiterpen, 2 macam senyawa dengan ikatan rangkap, 2 senyawa dengan gugus aldehida dan keton. Hasil penelitian dalam upaya isolasi flavonoid dilaporkan keberadaan 2 macam senyawa flavonoid yaitu bercak 1 terdiri dari 2 buah senyawa flavonol dan auron; sedangkan pada bercak 11 diduga kaemferol (suatu flavonol). Senyawa yang terkandung dalam etanol daun antara lain flavon / flavonol (3?hidroksi flavon) dengan gugus hidroksil pada posisi 4',7 dan 6 atau 8 dengan substitusi gugus 5?hidroksi. Bila senyawa tersebut suatu flavonol, maka gugus hidroksil pada posisi 3 dalam keadaan tersubstitusi. Di samping itu diduga keberadaan isoflavon dengan gugus hidroksil pada posisi 6 atau 7,8 (cincin A) tanpa gugus hidroksil pada cincin B .

Tidak ada komentar: